Saat seseorang mendapatkan cobaan dan kesusahan dalam hidupnya, seringkali terlontar kalimat pertanyaan yang ditujukan kepada Tuhan ataupun kepada dirinya sendiri, seperti"....sampai kapan harus menderita begini...?" atau pertanyaan sejenisnya yang kesemuanya adalah bentuk dari keputusasaan dan kebuntuan yang dihadapi seseorang dalam suatu masa kehidupannya.
Sedangkan bila seseorang sedang mengalami suatu pencapaian dalam hidupnya, misalnya meraih keberhasilan atau memperoleh apa yang diinginkannya dalam kehidupannya, kata-kata yang terucap adalah rasa syukur dan terima kasih pada Tuhan, yang telah membimbing dan menguatkan imannya dalam pencapaian tersebut, juga rasa terima kasih pada orang-orang disekelilingnya atas bantuan dan dorongan, nasihat dan amanat serta doa dari mereka. Bila sedang dalam masa-masa kesuksesan itu,tidak pernah ada seseorangpun yang akan melontarkan, "..sampai kapan saya akan seperti ini..?"
Tentu saja tidak ada seorangpun yang akan mau cepat-cepat mengakhiri masa-masa kebahagiaan dan masa-masa suksesnya. Paling tidak bila harus usai, semoga berlalu dengan perlahan dan tidak menyakitkan. Seperti bila memasuki usia pensiun, lambat-laun pasti akan sampai juga saatnya. Itupun kita sudah mempersiapkan mental dan fisik agar dimasa pensiun tidak mengalami "post power syndrome".
Lalu mengapa bila kita mendapat cobaan sakit ataupun kehilangan sesuatu dalam hidup kita, kita mesti mengeluh? Bukankah senang dan susah, Tuhan yang punya kuasa? Mengapa tidak disyukuri pula atas cobaan dan penderitaan tersebut? Tuhan pasti memberi kita suatu pelajaran dari suatu pencobaan. Mungkin agar kita sadar atas kekeliruan kita atau agar kita memperbaiki tingkah laku kita dimasa mendatang. Atau Tuhan ingin iman kita makin kuat lewat cobaan-cobaan sehingga kita berani menjadi saksi Firman-Nya. Atau Tuhan ingin kita sadar, bahwa kesombongan diri tanpa mengandalkan-Nya dalam aspek kehidupan kita sehari-hari dapat menyebabkan kita keliru memilih jalan. Dan pada saat kita menyesal itulah, Tuhan sebenarnya mengulurkan tangan-Nya lewat kepedulian anggota keluarga, saudara dan kerabat juga teman-teman yang senantiasa menghibur kita.
Jadi, jangan selalu berkeluh saja pada saat demikian,"...sampai kapan saya harus seperti ini..?" tetapi bersyukurlah atas penyelenggaraan Tuhan. Atas rahmat penyertaan-Nya disaat kita sedang sedih, susah dan merana. Bangkitlah lewat doa dan ubah hidup kita jadi lebih baik. Rahmat Tuhan senantiasa berlimpah-limpah, bukalah hati agar kita dapat menerima limpahan rahmat-Nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar