Menyediakan waktu khusus untuk merefleksi diri ada kalanya perlu dalam kehidupan kita. Setelah tenggelam dalam rutinitas dan pelbagai masalah dalam hidup, pasti kita akan mengalami saat-saat puncak dalam pencapaian dan tidak jarang kita terpuruk dalam lembah grafik kehidupan kita. Bukan cuma keterpurukan yang selalu jadi acuan untuk refleksi, tetapi saat-saat terbaikpun kita tetap bisa berefleksi.
Tapi bagaimana bila kita tidak meluangkan waktu untuk hal-hal semacam ini? Apakah kita yang selalu taat beribadat, percaya pada kuasa-Nya dan selalu membina hubungan baik dengan orang lain masih merasa perlu berefleksi?
Mungkin jawabannya adalah refleksi diri seharusnya dilakukan secara sadar setiap hari. Ada banyak waktu yang disediakan Tuhan untuk kita merenungkan penciptaan-Nya dan memahami karya-Nya dan sekaligus mewartakan firman-Nya.
Aku mengalami sendiri saat-saat seperti itu dalam kehidupan berumah tangga kami.
Sedari bangun tidur, membuka jendela dan menghirup udara pagi, rasa syukur tak terhingga telah menyeruak dalam rongga dada. Lalu ketika semua anak-anak sarapan dengan tergesa-gesa sebelum berangkat sekolah, aku bersyukur dapat menemani mereka sejak mereka kecil sampai remaja saat ini. Bahkan kini ketika salah satu putra kami akhirnya harus tinggal di kost-an karena kuliahnya, aku masih bersyukur bahwa dia sudah dapat menyiapkan makan paginya sendiri.
Sedari bangun tidur, membuka jendela dan menghirup udara pagi, rasa syukur tak terhingga telah menyeruak dalam rongga dada. Lalu ketika semua anak-anak sarapan dengan tergesa-gesa sebelum berangkat sekolah, aku bersyukur dapat menemani mereka sejak mereka kecil sampai remaja saat ini. Bahkan kini ketika salah satu putra kami akhirnya harus tinggal di kost-an karena kuliahnya, aku masih bersyukur bahwa dia sudah dapat menyiapkan makan paginya sendiri.
Ketika suamiku berangkat ketempat kerja, dia selalu membawa bekal makan siang dari rumah.
Betapa bersyukurnya karena dia sangat perhatian pada kesehatannya dan sekaligus membuat aku bangga sebab aku merasa sangat dihargai. Makananpun dia percayakan padaku sepenuhnya untuk konsumsi dan kesehatan kami sekeluarga.
Betapa bersyukurnya karena dia sangat perhatian pada kesehatannya dan sekaligus membuat aku bangga sebab aku merasa sangat dihargai. Makananpun dia percayakan padaku sepenuhnya untuk konsumsi dan kesehatan kami sekeluarga.
Disiang hari, aku menghabiskan waktu di toko milikku sambil menjalankan hobiku seperti menulis, membaca, bercocok tanam dan mengobrol dengan banyak teman, baik itu customerku maupun para sahabat yang sekedar mampir, baik untuk bertukar pikiran, atau sekedar saling menyapa. Betapa aku selalu merasa kasih Tuhan melingkupi keseharianku.
Bila hari sudah malam,kami berdua akan menutupnya dengan doa bersama dan saling merefleksi diri dengan sharing dan saling mendengarkan. Walau ada saat-saat tertentu kami berdoa masing-masing, tetapi untuk saling berbicara satu sama lain tidak pernah terlewatkan. Bila ada sesuatu yang terasa mengganjal ataupun perbuatan atau perkataan yang rasanya kurang pantas, baik terhadap pasangan maupun oranglain, malam itu juga kami selesaikan dan mencari solusinya. Semua sudah kami lakukan bertahun-tahun dan kami sangat menikmati saat-saat seperti itu dalam kehidupan kami. Rasanya lega dan selalu ada pencerahan. Kami merasa hidup begitu indah, positif dan memandang orang lain tidak dari "kulit"nya, tetapi mendalam dan bersifat personal. Mungkin itu sebabnya kami jarang sekali berselisih pendapat, karena setiap pendapat yang berbeda bukan akan dipermasalahkan, tetapi menjadi pilihan-pilihan dalam setiap keputusan nantinya. Bukan berarti pula kami bebas dari kesalahan, kadang ada saja perkataan yang dapat menyinggung perasaan dan baru disadari setelah lepas begitu saja.
Beruntung dalam rumah tangga kami selalu ada saat bagi kami untuk berefleksi, maka tidak ada luka dan duka yang tidak disembuhkan. Tuhanlah penyembuh kami.! Sebagai pasangan sangatlah perlu kita saling mendengarkan. Dari banyak mendengar kita akan dapat memahami. Karena paham satu sama lain, maka kita akan selalu saling menghargai. Cinta dalam rumah tangga kuat karena individu yang terlibat didalamnya saling percaya, menghargai, setia dan memaafkan! Jangan malu dan segan untuk minta maaf untuk kesalahan kecil, kekeliruan dan apapun yang tidak mengenakan. Tidak pernah ada rugi bila saling mengalah, sebab mengalah membesarkan jiwa, menyongsong kemenangan yang besar, yakni damai!
Bila hari sudah malam,kami berdua akan menutupnya dengan doa bersama dan saling merefleksi diri dengan sharing dan saling mendengarkan. Walau ada saat-saat tertentu kami berdoa masing-masing, tetapi untuk saling berbicara satu sama lain tidak pernah terlewatkan. Bila ada sesuatu yang terasa mengganjal ataupun perbuatan atau perkataan yang rasanya kurang pantas, baik terhadap pasangan maupun oranglain, malam itu juga kami selesaikan dan mencari solusinya. Semua sudah kami lakukan bertahun-tahun dan kami sangat menikmati saat-saat seperti itu dalam kehidupan kami. Rasanya lega dan selalu ada pencerahan. Kami merasa hidup begitu indah, positif dan memandang orang lain tidak dari "kulit"nya, tetapi mendalam dan bersifat personal. Mungkin itu sebabnya kami jarang sekali berselisih pendapat, karena setiap pendapat yang berbeda bukan akan dipermasalahkan, tetapi menjadi pilihan-pilihan dalam setiap keputusan nantinya. Bukan berarti pula kami bebas dari kesalahan, kadang ada saja perkataan yang dapat menyinggung perasaan dan baru disadari setelah lepas begitu saja.
Beruntung dalam rumah tangga kami selalu ada saat bagi kami untuk berefleksi, maka tidak ada luka dan duka yang tidak disembuhkan. Tuhanlah penyembuh kami.! Sebagai pasangan sangatlah perlu kita saling mendengarkan. Dari banyak mendengar kita akan dapat memahami. Karena paham satu sama lain, maka kita akan selalu saling menghargai. Cinta dalam rumah tangga kuat karena individu yang terlibat didalamnya saling percaya, menghargai, setia dan memaafkan! Jangan malu dan segan untuk minta maaf untuk kesalahan kecil, kekeliruan dan apapun yang tidak mengenakan. Tidak pernah ada rugi bila saling mengalah, sebab mengalah membesarkan jiwa, menyongsong kemenangan yang besar, yakni damai!
0 komentar