Putraku yang berusia 16 tahun, Edo, semalam curhat pada kami. Pas makan malam di sebuah resto sederhana di Bogor, dia bercerita bahwa pada hari pertama sekolahnya itu, teman baiknya curhat padanya.
Temannya baru menyadari bahwa selama ini hidupnya diprogram seperti robot. Hidup dan kesehariannya seolah "diatur" dengan aturan-aturan dan disiplin tinggi oleh orangtuanya. Menurutnya, sedari kecil dia sangat takut dan segan pada kedua orangtuanya.
Segala sesuatu harus disampaikan dengan sopan dan tidak pernah dia terlibat perdebatan dengan orang tuanya. Anak ini menyadari situasi yang dialaminya dan telah menjalaninya dengan baik, tetapi ada keinginan dalam hati kecilnya untuk juga mengalami suatu kedekatan yang berbeda, seperti yang dialami oleh sebagian teman mainnya.
Edo bercerita panjang lebar dan akhirnya menyimpulkan bahwa dengan peraturan yang ketat dan tegas memang baik untuk anak. Selain anak menjadi bertanggung jawab dan disiplin serta patuh pada orangtua, juga menjadikannya insan yang lebih unggul sebab dengan kepatuhannya, dia mengkonsentrasikan dirinya sepenuhnya untuk belajar dan memperoleh nilai yang bagus. Sisi lainnya adalah dia sangat hati-hati dalam berteman, menjaga jarak dan selalu ragu-ragu.
Edo mensyukuri keadaannya saat ini dengan berkata, "Mi, untuk menjadi anak yang disiplin, aku ngak perlu mengalami hal seperti temanku itu. Aku senang mami percaya padaku. Mami tidak pernah marah-marah padaku bila aku tidur larut malam, karena ingin nonton film TV kesukaanku atau karena mengerjakan tugas yang banyak. Mami cuma berpesan, segera tidur bila sudah selesai dan tolong matikan lampu. Aku senang dengan cara mami". Wuih...bangganya aku...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar